Senin, 11 April 2011

fosil capit kalajengking purba

Capit kalajengking purba ditemukan
 
Kalajengking purba raksasa dan manusia
Perbandingan ukuran tubuh kalajengking purba raksasa dan manusia
Penemuan fosil capit raksasa seekor kalajengking laut sepanjang 2,5 meter diterbitkan oleh para peneliti di Eropa.
Spesimen berusia 390 juta tahun itu ditemukan di sebuah tambang batu di Jerman, kata laporan jurnal Biology Letters.
Makhluk ini, yang diberi nama Jaekelopterus rhenaniae, memiliki kemampuan untuk mengapung di sungai atau rawa.
Ukuran tubuh kalajengking ini mengisyaratkan bahwa laba-laba, kepiting dan makhluk semacam ini berukuran jauh lebih besar di jaman purba dari yang diperkirakan sebelumnya, kata tim peneliti itu.
Capit hewan arthropoda ini saja berukuran 46 sentimeter - yang menandakan makhluk itu sendiri jauh lebih besar dari manusia.
 Saya sedang berusaha mengambil batu dengan palu dan pahat ketika saya menyadari ada materi organik di batu yang saya angkat
 
Markus Poschmann
Penemu fosil
Secara keseluruhan, ukuran kalajengking ini diperkirakan hampir 50 sentimeter lebih besar dari jenis kalajengking laut atau eurypterid lainnya.
Eurypterid diyakini sebagai nenek moyang yang sudah punah dari kalajengking darat modern dan kemungkinan juga nenek moyang semua jenis arachnida (kelas binatang yang termasuk laba-laba).
"Kalajengking terbesar yang ada sekarang adalah hampir 30 sentimeter jadi ini menunjukkan betapa besar makhluk ini," kata Dr Simon Braddy dari Universitas Bristol di Inggris.
Salah satu rekan penelitian Dr Braddy, Markus Poschmann adalah penemu fosil kalajengking purba ini di sebuah tambang batu di dekat Prum di Jerman bagian barat.
"Saya sedang berusaha mengambil batu dengan palu dan pahat ketika saya menyadari ada materi organik di batu yang saya angkat," kata Poschmann mengingat saat dia menemukan fosil hewan purba ini.
"Setelah saya bersihkan, saya melihat bahwa fosil itu adalah bagian kecil dari sebuah capit besar. Meski saya tidak tahu apakah yang saya temukan adalah capit utuh, saya memutuskan untuk membawanya."
"Kepingan-kepingan ini harus dibersihkan secara terpisah, dikeringkan dan kemudian ditempelkan kembali."
Makanan besar
Spesies ini punah pada saat tingkat oksigen di atmosfir Bumi jauh lebih tinggi dari sekarang.
Dan level oksigen yang tinggi itulah, yang oleh para ahli fosil diyakini sebagai pendorong ukuran tubuh hewan invetebrata (yang tidak memiliki tulang belakang) sangat besar - seperti lipas monster, kecoa raksasa dan capung jumbo.

Tetapi Dr Braddy menilai ukuran besar ini kemungkinan disebabkan oleh kurangnya hewan vertebrata (yang bertulang belakang) pemangsa. Ketika hewan pemangsa ini muncul, hewan invetebrata raksasa tersebut menjadi makanan besar.
"Ukuran tubuh yang besar berarti hewan itu lebih mudah terlihat dan menjadi makanan yang lebih enak," kata Dr Braddy kepada BBC. "Evolusi tidak memilih berdasarkan ukuran besar, hewan kecil bisa bersembunyi dengan lebih baik."
Kalajengking diperkirakan pertama kali berpindah ke darat sekitar 450 juta tahun lalu.
Meski sebagian jenis kalajengking kini sepenuhnya hidup di darat, beberapa spesies seperti Jaekelopterus rhenaniae hidup di laut atau di dua alam, darat dan laut.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar