Kamis, 07 April 2011

IPv4 and IPv6

IPv4 adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol
jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. IP versi ini memiliki keterbatasan
yakni hanya mampu mengalamati sebanyak 4 miliar host komputer di seluruh dunia.
Contoh alamat IPv4 adalah 192.168.0.3
Pada IPv4 ada 3 jenis Kelas, tergantung dari besarnya bagian host, yaitu kelas A (bagian
host sepanjang 24 bit , IP address dapat diberikan pada 16,7 juta host) , kelas B (bagian host
sepanjang 16 bit = 65534 host) dan kelas C (bagian host sepanjang 8 bit = 254 host ) naah untukkelas c yang sering niih kita pake :D biasanya untuk IP LAN .
Administrator jaringan mengajukan permohonan jenis kelas berdasarkan skala jaringan yang
dikelolanya. Konsep kelas ini memiliki keuntungan yaitu : pengelolaan rute informasi tidak
memerlukan seluruh 32 bit tersebut, melainkan cukup hanya bagian jaringannya saja, sehingga
besar informasi rute yang disimpan di router, menjadi kecil. Setelah address jaringan diperoleh,
maka organisasi tersebut dapat secara bebas memberikan address bagian host pada masing-
masing hostnya.
Pemberian alamat dalam internet mengikuti format IP address (RFC 1166). Alamat ini
dinyatakan dengan 32 bit (bilangan 1 dan 0) yang dibagi atas 4 kelompok (setiap kelompok
terdiri dari 8 bit atau oktet) dan tiap kelompok dipisahkan oleh sebuah tanda titik. Untuk
memudahkan pembacaan, penulisan alamat dilakukan dengan angka desimal, misalnya
100.3.1.100 yang jika dinyatakan dalam binar menjadi 01100100.00000011.00000001.01100100. Dari 32 bit ini berarti banyaknya jumlah maksimum alamat yang dapat dituliskan adalah 2 pangkat 32, atau 4.294.967.296 alamat. Format alamat ini terdiri dari 2 bagian, netid dan hostid. Netid sendiri menyatakan alamat jaringan sedangkan hostid menyatakan alamat lokal (host/router). Dari 32 bit ini, tidak boleh semuanya angka 0 atau 1 (0.0.0.0 digunakan untuk jaringan yang tidak dikenal dan 255.255.255.255 digunakan untuk broadcast). Dalam penerapannya, alamat internet ini diklasifikasikan ke dalam kelas (A-E)..
misal IP = 192.168.1.1
memiliki binnernya berupa = 11000000 .10101000.00000001.00000001
Alasan klasifikasi ini antara lain :
• Memudahkan sistem pengelolaan dan pengaturan alamat-alamat.
• Memanfaatkan jumlah alamat yang ada secara optimum (tidak ada alamat yang
terlewat).
•Memudahkan pengorganisasian jaringan di seluruh dunia dengan membedakan jaringan
tersebut termasuk kategori besar, menengah, atau kecil.
•Membedakan antara alamat untuk jaringan dan alamat untuk host/router.
Pembagian Kelas IP Address
Jumlah IP address yang tersedia secara teoritis adalah 255x255x255x255
atau sekitar 4 milyar lebih yang harus dibagikan ke seluruh pengguna jaringan
internet di seluruh dunia. Pembagian kelas-kelas ini ditujukan untuk mempermudah alokasi IP Address, baik untuk host/jaringan tertentu atau untuk keperluan tertentu.
IP Address dapat dipisahkan menjadi 2 bagian, yakni bagian network (net ID) dan bagian host (host ID). Net ID berperan dalam identifikasi suatu network dari network yang lain, sedangkan host ID berperan untuk dentifikasi host dalam suatu network. Jadi, seluruh host yang tersambung dalam jaringan yang sama memiliki net ID yang sama. Sebagian dari bit-bit bagian awal dari IP Address merupakan network bit/network number, sedangkan sisanya untuk host. Garis pemisah antara bagian network dan host tidak tetap, bergantung kepada kelas network. IP address dibagi ke dalam lima kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C,kelas D dan kelas E. Perbedaan tiap kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya. Contohnya IP kelas A dipakai oleh sedikit jaringan namun jumlah host yang dapat ditampung oleh tiap jaringan sangat besar. Kelas D dan E tidak digunakan secara umum, kelas D digunakan bagi jaringan multicast dan kelas E untuk
keprluan eksperimental.Perangkat lunak Internet Protocol menentukan pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama dari IP Address.
Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut :
Bit pertama IP address kelas A adalah 0, dengan panjang net ID 8 bit dan panjang host ID 24 bit. Jadi byte pertama IP address kelas A mempunyai range dari 0-127. Jadi pada kelas A terdapat 127 network dengan tiap network dapat menampung sekitar 16 juta host (255x255x255). IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar
oke untuk class IP range nya kita lihat di sini
====================link==========
Kelas A
memiliki oktet pertama dalam bentuk desimal 1–126naah untuk oktet bnernya 0xxx xxxx naah dalam classA ini Alamat unicast untuk jaringan skala besar
Karakteristik IP Kelas A
Format : 0NNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH.HHHHHHHH
Bit Pertama : 0
NetworkID : 8 bit
HostID : 24 bit
Bit Pertama : 0 -127
Jumlah : 126 (untuk 0 dan 127 dicadangkan)
Range IP : 1.x.x.x – 126.x.x.x
Jumlah IP : 16.777.214
Misalnya IP address 120.31.45.18 maka
Network ID = 120
HostID = 31.45.18
Jadi IP di atas mempunyai host dengan nomor 31.45.18 pada jaringan 120
Kelas B
Memiliki oktet pertama desimal 128–191 dan oktet binernya 10xx xxxx biasanya di gunakan Alamat unicast untuk jaringan skala menengah hingga skala besar
Kelas B
IP address kelas B terdiri dari 16 bit untuk network ID dan sisanya 16 bit digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas B digunakan untuk jaringan dengan jumlah host tidak terlalu besar. Pada 2 bit pertama berikan angka 10 sehingga bit awal IP tersebut mulai dari 128 – 191.
Karakteristik IP Kelas B
Format : 10NNNNNN..NNNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH
Bit Pertama : 10
NetworkID : 16 bit
HostID : 16 bit
Bit Pertama : 128 -191
Jumlah : 16.384
Range IP : 128.1.x.x – 191.155.x.x
Jumlah IP : 65.532
Misalnya IP address 150.70.45.18 maka
Network ID = 150.70
HostID = 60.56
Jadi IP di atas mempunyai host dengan nomor 60.56 pada jaringan 150.70
Kelas C
memiliki oktet pertama dalam desimal 192–223 lalu memilik oktet biner pertama 110x xxxx dan biasanya Alamat unicast untuk jaringan skala kecil seperti LAN
IP address kelas C
terdiri dari 24 bit untuk network ID dan sisanya 8 bit digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas C digunakan untuk jaringan untuk ukuran kecil. Kelas C biasanya digunakan untuk jaringan Local Area Network atau LAN. Pada 3 bit pertama berikan angka 110 sehingga bit awal IP tersebut mulai dari 192 – 223.
Karakteristik IP Kelas C
Format : 110NNNNN.NNNNNNNN.NNNNNNNN.HHHHHHHH
Bit Pertama : 110
NetworkID : 24 bit
HostID : 8 bit
Bit Pertama : 192 – 223
Jumlah : 16.384
Range IP : 192.0.0.x.x – 223.255.255.x.x
Jumlah IP : 254 IP
Misalnya IP address 192.168.1.1 maka
Network ID = 192.168.1
HostID = 1
Jadi IP di atas mempunyai host dengan nomor 1 pada jaringan 192.168.1
Kelas IP address lainnya adalah D dan E, namum kelas IP D dan E tersebut tidak digunakan untuk alokasi IP secara normal namum digunakan untuk IP multicasting dan untuk experimental
untuk kelas D memiliki oktet pertama dalam desimal 224–239 dan dalam binner 1110 xxxx dan kelas E memiliki oktet desimal 240–255 dan binner 1111 xxxx
Sebagai tambahan dikenal juga istilah Network Prefix, yang digunakan untuk IP address yang menunjuk bagian jaringan.Penulisan network prefix adalah dengan tanda slash “/” yang diikuti angka yang menunjukkan panjang network prefix ini dalam bit. Misal untuk menunjuk satu network kelas B 192.168.xxx.xxx digunakan penulisan 192.168/16. Angka 16 ini merupakan
panjang bit untuk network prefix kelas B.
istilah / bisa di sebut juga dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing)
tabelnya bisa di lihat di sini :
Aturan Dasar Pemilihan network ID dan host ID
Berikut adalah aturan-aturan dasar dalam menentukan network ID dan
host ID yang digunakan :
Network ID tidak boleh sama dengan 127
Network ID 127 secara default digunakan sebagai alamat loopback yakni IP
address yang digunakan oleh suatu komputer untuk menunjuk dirinya sendiri.
Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255
Network ID atau host ID 255 akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini
merupakan alamat yang mewakili seluruh jaringan.
Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0
IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat
network digunakan untuk menunjuk suatu jaringn bukan suatu host.
Host ID harus unik dalam suatu network. Dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama.
Subnetting
Untuk beberapa alasan yang menyangkut efisiensi IP Address, mengatasi
masalah topologi network dan organisasi, network administrator biasanya
melakukan subnetting. Esensi dari subnetting adalah “memindahkan” garis
pemisah antara bagian network dan bagian host dari suatu IP Address.
Beberapa bit dari bagian host dialokasikan menjadi bit tambahan pada bagian
network. Address satu network menurut struktur baku dipecah menjadi beberapa
subnetwork.
Cara ini menciptakan sejumlah network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut. Subnetting juga dilakukan untuk mengatasi perbedaan hardware dan
media fisik yang digunakan dalam suatu network. Router IP dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda hanya jika setiap network memiliki address network yang unik. Selain itu, dengan subnetting, seorang Network Administrator dapat mendelegasikan pengaturan host address seluruh departemen dari suatu perusahaan besar kepada setiap departemen, untuk memudahkannya dalam mengatur keseluruhan network.
Suatu subnet didefinisikan dengan mengimplementasikan masking bit
(subnet mask ) kepada IP Address. Struktur subnet mask sama dengan struktur
IP Address, yakni terdiri dari 32 bit yang dibagi atas 4 segmen. Bit-bit dari IP
Address yang “ditutupi” (masking) oleh bit-bit subnet mask yang aktif dan
bersesuaian akan diinterpretasikan sebagai network bit. Bit 1 pada subnet mask
berarti mengaktifkan masking ( on ), sedangkan bit 0 tidak aktif ( off ).
Internet Protokol Versi 6 (IPv6)
Transisi IPv4 ke IPv6 merupakan fenomena yang tidak dapat dielakan oleh semua
kalangan. Walaupun IPv4 tetap dapat digunakan, IPv6 memiliki versi design berbeda dan
memiliki kegunaan lebih dibanding IPv4. Disertai dengan tumbuhnya inovasi-inovasi perangkat
berteknologi, maka Negara-negara di dunia dituntut mampu bersaing atau setidaknya secara
bertahap mulai untuk mengimplementasikan IPv6. Menurut jurnal Internet Protocol,
diperkirakan tak sampai tahun 2011, jatah alamat IP yang masih belum digunakan saat ini akan
habis. Maka muncullah suatu metode peangalamatan baru yang dikenal dengan sebutan IPv6. Di
Indonesia, salah satu penyedia jasa Internet, Indosat Mega Media (Indosat M2), sejak 2004 telah
siap menyewakan jaringan IPv6 ini.
IPv6 merupakan metode pengalamatan IP yang perlahan-lahan mulai menggantikan IPv4.
IPv6 digunakan sebagai pengalamatan karena keterbatasan jumlah IP yang dimiliki oleh IPv4,
mengingat semakin bertambahnya perangkat berbasis IP saat ini. IPv6 atau Internet Protocol
version 6 adalah protokol Internet terbaru yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari
protokol yang dipakai saat ini, IPv4 (Internet Protocol version 4). Pengalamatan IPv6
menggunakan 128-bit alamat yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan pengalamatan 32-bit
milik IPv4. Dengan kapasitas alamat IP yang sangat besar pada IPv6, setiap perangkat yang
dapat terhubung ke Internet (komputer desktop, laptop, personal digital assistant, atau telepon
seluler GPRS/3G) bisa memiliki alamat IP yang tetap. Sehingga, cepat atau lambat setiap
perangkat elektronik yang ada dapat terhubung dengan Internet melalui alamat IP yang unik.
Protokol IPv6 ini memiliki beberapa fitur baru yang merupakan perbaikan dari IPv4,diantaranya
:
•Memiliki format header baru
Header pada IPv6 memiliki format baru yang didesain untuk menjaga agar overhead header
minimum, dengan menghilangkan field-field yang tidak diperlukan serta beberapa field opsional
Perbandingan IPv4 dan IPv6
yang ditempatkan setelah header IPv6. Header IPv6 sendiri besarnya adalah dua kali dari besar
header dari IPv4.
•Range alamat yang sangat besar
IPv6 memiliki 128-bit atau 16-byte untuk masing-masing alamat IP source dan destination.
Sehingga secara logika IPv6 dapat menampung sekitar 3.4 x 1038 kemungkinan kombinasi
alamat.
•Pengalamatan secara efisien dan hierarkis serta infrastruktur routing Alamat global dari IPv6 yang igunakan pada porsi IPv6 di Internet, didesain untuk menciptakan infrastruktur routing yang efisien, hierarkis, dan mudah dipahami oleh pengembang.
• Konfigurasi pengalamatan secara stateless dan statefull
IPv6 mendukung konfigurasi pengalamatan secara statefull, seperti konfigurasi alamat
menggunakan server DHCP, atau secara stateless yang tanpa menggunakan server DHCP. Pada
konfigurasi kedua, host secara otomatis mengkonfigurasi dirinya sendiri dengan alamat IPv6
untuk link yang disebut dengan alamat link-lokal dan alamat yang diturunkan dari prefik yang
ditransmisikan oleh router local.
•Built-in security
Dukungan terhadap IPsec memberikan dukungan terhadap keamanan jaringan dan menawarkan
interoperabilitas antara implementasi IPv6 yang berbeda.
• Dukungan yang lebih baik dalam hal QoS
Pada header IPv6 terdapat trafik yang di identifikasi menggunakan field Flow Label, sehingga
dukungan QoS dapat tetap diimplementasikan meskipun payload paket terenkripsi melalui
IPsec.
• Protokol baru untuk interaksi node
Pada IPv6 terdapat Protokol Neighbor Discovery yang menggantikan Address Resolution
Protokol.
• EkstensibilitasIPv6 dapat dengan mudah ditambahkan fitur baru dengan menambahkan
header ekstensi setelah header IPv6. Ukuran dari header ekstensi IPv6 ini hanya terbatasi oleh
ukuran dari paket IPv6 itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar